Sabtu, 16 Juni 2012

Scent Of A Woman : How Much You Can Endure The Pain?

Libur telah tiba! Meski setelahnya ada neraka! Hahaha. Libur minggu tenang yang berlangsung sebelum Ujian Akhir Semester ini lamanya 1 minggu, sejak tanggal 2 sampai tanggal 8 Januari 2012.
Seperti biasa, saya berniat mencari hiburan untuk mengisi waktu libur ini. Ada beberapa drama yang ingin saya tonton, misalnya It's Okay, Daddy's Girl (karena ada Donghae), Scent Of A Woman (ada Kim Sunah dan Lee Dongwook) dan saya juga pengen lihat We Got Married edisi Adam Couple. Korea semua? Iya. Film Indonesia, saya kurang referensi. Film Barat, takut salah minjem yang aneh-aneh. Dengan bekal judul itu, saya berangkat ke persewaan DVD (bajakan). Scent Of A Woman lah yang berhasil saya pinjam.
Sejak episode pertama, saya tidak menyesal pinjam drama ini. Apalagi ada bonus yang tidak saya sangka, yaitu ada Eom Gi Joon juga! Waaaa, Kang Oh Hyeok songsaenim ini sangat saya suka! Saya suka suaranya yang berwibawa. Dan di situ dia jadi dokter lagi! Jas putihnya, suaranya, kacamatanya...

Scent Of a Woman (여인의 향기 / Yeoinui Hyanggi) menceritakan tentang Lee Yeonjae (Kim Sunah), seorang pegawai kantor yang penampilannya tidak menarik dan sering diperlakukan buruk oleh orang-orang di sekitarnya. Ayahnya meninggal karena kanker, dia hidup bersama ibunya yang kurang dewasa (alias kekanakan) di lantai 2 rumah seorang kakek galak (nggak tau siapa namanya). Saat diserahi tugas meminjam mobil untuk klien (kantor Yeonjae namanya Line Tour), dia keduluan oleh seseorang. Pertama kali melihat orang itu, Yeonjae langsung jatuh cinta. Orang itu ternyata Kepala Departemen yang baru, Kang Jiwook (Lee Dongwook), anak dari Chairman pemilik Line Tour. Saat Yeonjae memandangi Jiwook dari dalam taksi (setelah mengejar mobil Jiwook yang awalnya mau dipinjamnya), sebuah truk menabrak taksi Yeonjae dari belakang. General checkup yang awalnya bertujuan mengecek apakah ada luka, menjadi awal dari vonis kanker otak yang didapatnya. Dokter yang memeriksanya adalah Chae Eunseok (Eom Gi Joon). Vonis inilah awal dari semua cerita. Pertemuannya dengan Eunseok di rumah sakit, pertemuannya dengan Jiwook saat Yeonjae berlibur, persaingannya dengan Im Sekyung (Seo hyo Rim) yang telah dijodohkan dengan Jiwook, kisah cintanya dengan Jiwook yang penuh lika-liku (ehem), dan lain-lain. Semuanya menunjukkan proses hidup Yeonjae yang dimulai dengan penghinaan, lalu pemberontakan, pertahanan, dan berakhir dengan kebahagiaan. Kenyataan bahwa sebenarnya Yeonjae memiliki bakat namun tidak terdeteksi karena orangnya sendiri juga merasa tidak istimewa itu juga sangat umum ditemui di dunia. Mungkin termasuk saya hehehe.

Satu catatan saya adalah bagaimana Yeonjae menahan penderitaan yang selalu datang padanya. Dia banyak bertahan, namun juga melawan saat hal itu bertentangan dengan masalah kemanusiaan dan dirinya sendiri. Seperti pada kepala bagiannya, pada kakek galak di rumahnya, juga pada Im Sekyung. Dia bertahan saat penderitaan yang datang adalah yang akan menyakiti orang lain bila dilawan. Cinta tulusnya pada ibunya adalah salah satu hal yang paling saya kagumi, mengingat ibunya itu benar-benar troublemaker yang kekanak-kanakan. Ketegaran dan cintanya itu yang membuka hati ibunya hingga pada akhirnya si ibu bisa benar-benar bersikap seperti itu.

Makna film ini bagi saya adalah seperti judul tulisan ini. How Much You Can Endure The Pain? Kita harus bisa mendeteksi mana penderitaan yang harus ditahan, dan mana penderitaan yang harus dilawan. Itu saja sih.
Oh iya, saya menerbitkan ini jauh sekali setelah draftnya saya buat, hampir setengah tahun. Hahaha, maaf ya....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar